DONGGALA – Dalam rangka mendukung peningkatan sektor pertanian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim Tematik yang mengusung tema Climate Smart Agriculture, untuk mendukung praktik pertanian cerdas dari aspek penggunaan layanan informasi iklim guna meningkatkan hasil produksi pertanian.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulteng Ir Arif Subandi Asikin MP ini, dilaksanakan berdasarkan DIPA Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Tahun Anggaran 2023 dengan lokasi kegiatan di Ruang Pertemuan BPP Simou, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala pada 16 Maret 2023.
PLH Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Muhammad Soeharto Dwi Putra Rahman mengatakan, bahwa maksud dan tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman tentang iklim dan perubahan iklim kepada masyarakat setempat, dengan sasaran target adalah kelompok tani pada berbagai jenis komoditas yang ada di wilayah tersebut seperti Komoditas Padi, Kakao dan lainnya, serta memberikan pemahaman juga kepada para penyuluh pertanian maupun pihak Universitas untuk membantu BMKG dalam menyebarluaskan pemahaman yang telah diberikan.
“Jadi diharapkan ada peran masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi akan perubahan iklim, dengan materi yang disampaikan berharap masyarakat dapat lebih waspada dan lebih siap dalam menghadapi adanya perubahan iklim, sesuai dengan tema Climate Smart Agriculture, petani dapat memanfaatkan informasi-informasi yang ada dengan pertanian cerdas sehingga dapat dimanfaaatkan dan diterapkan,” kata Muhammad Soeharto.
Lanjutnya, peserta Sekolah Lapang Iklim ini sendiri sebanyak 32 orang yang terdiri dari Kelompok Tani berbagai jenis komoditas yang terdapat pada wilayah Labuan Toposo, Penyuluh Pertanian Lapangan BPP Simou Labuan Toposo, Universitas Tadulako, Universitas Al-Khairat Palu, Universitas Muhammadiyah Palu, serta perangkat desa setempat. Materi yang akan disampaikan terdiri dari 4 modul pembelajaran yang akan disampaikan melalui presentasi dan diskusi.
“Narasumber terdiri dari Universitas Tadulako, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah, dan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri,” sebutnya.
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulteng Arif Subandi Asikin berharap, dengan adanya pembelajaran ini bisa meningkatkan hasil produksi apapun nanti yang terjadi dengan kondisi iklim yang ekstrem, sekaligus tidak merubah pola pemikiran masyarakat. “Jadi iklim itu menjadi hambatan, tapi bukan seperti itu. Jadi ini tantangan bagaimana kita belajar iklim ini bersahabat, agar supaya produktivitas pertanian tetap terjaga. Kapan penggunaan air yang maksimal, kapan penghematan air,” ujarnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Donggala, Merlin, menambahkan saat ini masyarakat dihadapkan dengan anomali cuaca, sehingga sulit untuk memprediksi apakah musim penghujan atau kemarau. Sekolah Lapang Iklim Tematik ini juga kegiatan strategis pemerintah untuk membangun Climate Smart Agriculture, yang diharapkan setelah pelatihan petani bisa mengadopsi atau mengetahui dan bisa mengatur pola tanam.
“Sehinggaa tidak bertabrakan nanti pada saat panen musim hujan, karena itu menjadi kendala sekarang,” jelasnya.
Sekadar diketahui, sebanyak 7 desa masuk dalam wilayah pembinaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Simou diantaranya Labuan Lumbubaka, Labuan Kungguma, Labuan Lelea, Labuan Induk, Labuan Salumbone, Labuan Panimba dan Labuan Toposo. Untuk kelompok tani sebanyak 137 kelompok yang terdaftar di BPP Simou.
“Sekolah lapang iklim ini pertama kali dilakukan di wilayah kerja kami, sebagai tuan rumah kami bersyukur. Ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan petani,” tutup Kepala BPP Simou, Livawanti SP.(acm)