PARIMO – Menteri Sosial Tri Rismaharini melaksanakan Kunjungan Kerja dalam rangka peninjauan operasi katarak di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Operasi katarak yang dikunjungi Mensos dilakukan di RSUD Anuntaloko, Minggu (10/2).
“Jadi ini tindak lanjut agenda saat saya kunjungan hari Selasa (5/2) lalu di Parimo, ternyata betul perkiraan saya banyak yang terkena katarak,” kata Mensos Risma.
Lanjut Mensos, terdapat 230 warga tidak mampu yang dioperasi oleh tim dokter dengan persiapan yang hanya dilakukan tiga hari saja, biasanya persiapan paling cepat dilakukan selama 2 minggu.
“Sekitar 230 pasien yang dioperasi, tapi ada yang beberapa dua mata,” lanjut Mensos.
Program Bakti Sosial Operasi Katarak yang digelar 9 hingga 10 maret 2023 ini merupakan kerjasama antara Kementerian Sosial dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) serta Himpunan Bersatu Teguh yang diketuai oleh dr Andreas Sofiandi.
“Saya ucapkan terima kasih kepada timnya dokter Andreas dan PERDAMI dan alhamdullillahnya lagi rumah sakitnya mendukung, di tempat lain biasa kita harus cari kamar untuk operasi,” jelas Mensos.
Operasi katarak yang tidak dipungut biaya alias gratis ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang sedang mengidap penyakit katarak. Kata Mensos jika masih ada yang belum di operasi, Kemensos akan mengupayakan di operasi di tempat lain.
“Kemensos itu sudah melakukan operasi katarak kepada 7.600 orang di Indonesia. Potensi masyarakat Indonesia cukup tinggi menjadi katarak karena pekerjaannya,” ungkap Risma.
Operasi katarak ini melibatkan sebanyak 18 tenaga medis, 6 dokter spesialis, 6 perawat asisten dokter mata, 4 teknisi alat geometri 4, dan 2 dokter lokal.
Ketua Himpunan Bersatu Teguh Andreas Sofiandi mengungkapkan penderita katarak yang ada di Parigi Moutong cukup banyak dengan tingkat keparahan berat. Disisi lain pelayanan kesehatan mata di Kabupaten Parimo sangat minim.
“Ada seorang ibu berusia 30 tahun, dia tidak bisa melihat, karena itu dapat dikatakan bahwa dia penderita katarak genetik,” sebut Andreas.
Dari data yang ada, Indonesia menempati urutan tertinggi di Asia Tenggara untuk penderita katarak, serta tertinggi ketiga di dunia.
“Peran kita bagaimana bisa membantu menekan tingkat kebutaan di Indonesia,” tambah Andreas.
Dalam kesempatan itu, Kementerian Sosial juga menyerahkan paket bantuan sembako untuk seluruh pasien operasi katarak.
Di kesempatan yang sama, Menteri Sosial RI juga menyerahkan piagam penghargaan atas keterlibatan tenaga kesehatan dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan operasi katarak yang diberikan kepada Bupati Parigi Moutong, Sekretaris Daerah Parigi Moutong, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Parigi Moutong, Kepala Dinas Sosial Kab. Parigi Moutong, Direktur RSUD Anuntaloko, Tim Tenaga Kesehatan RSUD Anuntaloko, dan Tim Himpunan Bersatu Teguh.
Salah seorang pasien yang berasal dari Desa Dusunan Kecamatan Tinombo, Roya, harus menempuh jarak kurang lebih 166 kilometer untuk menuju ke RSUD Anuntaloko Parigi Moutong. Dia ditemani oleh suami, ibunya dan tiga orang anaknya yang dua diantaranya kembar.
Saat melahirkan anak kembarnya itu kedua mata Roya masih bisa dengan jelas melihat, namun menginjak usia 6 bulan anak kembarnya Devan dan Devani, kondisi matanya mulai terganggu.
“Dari usia 6 bulan itu sampai usia anak kembar saya usia tiga tahun, saya sama sekali tidak bisa melihat. Alhamdulillah berkat operasi ini saya bisa melihat kembali,” kata Roya.(acm)