PALU – Sejumlah pelaku usaha penyedia makanan atau catering di Sulawesi Tengah bakal dilibatkan dalam program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo. Namun, mekanisme bagaimana jasa catering ini terlibat pun masih belum jelas.
Informasi yang beredar, sejumlah jasa catering di Kota Palu mulai mendapat tawaran-tawaran dari orang-orang yang mengaku memiliki jaringan dengan program MBG. Para pelaku usaha penyedia makanan ini pun telah diminta untuk menyiapkan sejumlah dokumen yang akan menjadi persyarakat agar bisa dilibatkan dalam program ini.
“Program ini katanya bukan dari OPD di daerah, tapi dari pusat. Cuma mekanismenya bagaimana ini, yang belum dipublikasi,” ucap salah satu jasa catering yang meminta namanya dirahasiakan. Dari informasi yang beredar pun kata sumber, penyaluran ini nantinya akan melibatkan pihak TNI.
Sementara itu, Owner Vinar Permata Catering, Dr Hj Kartini Malarangan dihubungi terpisah, juga mengaku, hingga saat ini belum mendapatkan pemberitahuan resmi terkait dengan pelibatan catering-catering di daerah dalam program MBG ini. Informasi-informasi yang diterimanya saat ini hanya dari mulut ke mulut.
“Saya dengar, katanya hanya diberikan kepada catering yang memenuhi persyaratan. SOP nya ada. Tapi saya percaya diri akan dapat, jika merujuk dari persyaratan yang disampaikan. Dari sisi legalitas kami memenuhi syarat, kami juga sudah sertifikasi halal, ISO punya dan pengalaman kami tidak diragukan lagi begitu juga SDM kami mumpuni, sehingga saya percaya diri bisa ikut terlibat jika itu semua yang menjadi persyaratan,” ucapnya.
Namun, lanjut Kartini, informasi resmi terkait kapan operasionalnya, berapa jatah yang harus dipenuhi dan instansi apa yang mengelola, itu yang belum jelas. Hanya, memang dari informasi yang belum jelas sumbernya, disebutkan setiap dapur atau penyedia catering hanya mendapat 3.000 porsi makanan bergizi dan radius dapur dari sekolah maksimal 5 kilometer. “Tapi informasi ini belum jelas sumbernya. Untuk anggaran satu porsi makanannya juga masih simpang siur,” sebut Kartini.
Dia mengaku, beberapa waktu lalu sudah diminta oleh pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulteng untuk menyiapkan makanan bergizi yang digunakan untuk simulasi pemberian MBG di TK Adhyaksa. Mulai dari nasi putih, lauk, sayur dan susu disiapkan dalam satu kota makanannya.
“Untuk yang program pemerintah, itu saya dengar ada yang bilang budgetnya Rp15 ribu per porsi. Sementara kalau kita rasionalkan tidak mungkin dengan harga segitu, susu kota saja harganya 4 ribu, bagaimana dengan lauknya. Kami menilai tidak rasional, apalagi kalau Rp10 ribu,” ucapnya.
Terpisah, Komandan Kodim 1306 Kota Palu, Kolonel Inf Rivan Rambudito Rivai dikonfirmasi terkait pelibatan TNI dalam penyaluran makan bergizi gratis ini, membantah jika TNI yang ditugaskan dalam penyaluran. Pelibatan TNI kata dia, hanya sebatas memfasilitasi penyediaan lahan untuk dapur MBG.
“Lahannya sudah ada, kami siapkan untuk dapur di kompleks Asrama Kodim, Jalan Juanda. Namun teknisnya untuk tahap awal ini, yang tangani semua dari SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) dibawah BGN (Badan Gizi Nasional),” sebut Dandim.
Dijelaskan Dandim, bahwa SPPG lah yang bertugas di dapur program MBG. Nantinya akan ada dua staf dari BGN yang menjadi Ketua dan Wakil Ketua Dapur. Mereka merupakan ahli-ahli di bidang gizi dan pangan. Sementara akan ada sekitar 48 warga lokal yang akan memasak dan mendistribusikan makanan bergizi ini.
“Ini tahap pertama, masih dikelola langsung SPPG bentukan BGN. Tahap selanjutnya akan diserahkan kepada mitra mandiri dari BGN lewat Yayasan. Memang nantinya di tahap awal ini, yang mulai uji coba pada 9 Desember mendatang, hanya sekolah yang radiusnya 15 menit maksimal dijangkau dari dapur SPPG. Jadi dalam sehari bisa disiapkan 3.000 hingga 6.000 porsi. Untuk tahap satu ini masih satu dapur yang dibangun,” ungkap Rivan. (agg)
