PALU – Produk yang dihasilkan oleh kelapa sawit ternyata tidak hanya CPO atau minyak sawit saja. Banyak produk yang bisa dihasilkan dari bahan kelapa sawit. Produk-produk olahan dari bahan kelapa sawit inilah yang diharap dapat dimanfaatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Melihat hal tersebut, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Politeknik LPP (Lembaga Pendikan Perkebunan) Yogyakarta terus mensosialisasikan berbagai manfaat dari kelapa sawit dan turunannya untuk peluang usaha para pelaku UMKM. Salah satu yang disasar dari program ini, adalah para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Palu sebagai generasi-Z yaitu SMK N 1, SMK N 2, SMK N 4, SMK N 5 dan SMK N 6.
Seperti yang digelar di Kota Palu, Selasa (7/5/2024) para pelajar tingkat SMK, diberikan pengenalan tentang peluang usaha dari produk berbahan kelapa sawit. Kegiatan bertajuk Workshop, pengenalan peluang usaha dan pemanfaatan produk UMKM berbahan sawit bagi pelajar SMK di Kota Palu itu, dihadiri oleh Direktorat Kemitraan BPDPKS yang diwakili oleh Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansah dan beberapa dinas terkait di Sulawesi Tengah. Kegiatan ini dibuka oleh Wali Kota Palu, diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, dr. Husaema, di Swissbell Hotel Palu.
Wakil Direktur II Bidang Keuangan dan SDM Politeknik LPP Yogyakarta, Galuh Banowati menyampaikan, pihaknya dan BPDPKS telah bekerjasama sejak Tahun 2016 khususnya terkait Beasiswa dari BPDPKS untuk mahasiswa-mahasiswa di Politeknik LPP Yogyakarta. Kerjasama itu kata dia berlanjut pula dengan program memajukan UMKM lewat produk berbahan kelapa sawit.
“Program pemberdayaan ini sudah kami lakukan di beberapa daerah yang memiliki potensi kelapa sawit. Dan sekarang kami ke Kota Palu, karena dari laporan di Sulteng ini juga banyak perkebunan sawit,” jelas Galuh.
Dia menambahkan, bahwa dalam kegiatan Workshop kali ini, memang sengaja digelar di Kota Palu yang memiliki banyak SMK dan peserta kegiatan ini difokuskan kepada para pelajar SMK. Dengan harapan, apa yang dikenalkan terkait peluang usaha dari produk kelapa sawit ini dapat jadi modal para pelajar ketika lulus nanti ataupun dapat diteruskan kepada masyarakat nantinya. “Kami berharap materi ini bisa mereka aplikasikan, atau paling tidak dapat diteruskan ke masyarakat, bahwa sawit itu baik,” ungkapnya.
Selain itu, lewat kegiatan ini juga diharapkan para siswa SMK, yang memang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, juga bisa melanjutkan pendidikan ke Politeknik LPP Yogyakarta, dengan program beasiswa dari BPDPKS. Lanjut Galuh menyampaikan, bahwa sejatinya, seluruh bagian dari kelapa sawit sendiri bisa dimanfaatkan, termasuk limbahnya.
“Turunan dari kelapa sawit ini, mulai dari tempurungnya, minyak jelantah yang bisa jadi lilin, ada pula yang bisa jadi handsanitizer semua bisa digunakan sehari-hari. Produk olahan dari kelapa sawit ini tentunya juga sudah kami teliti aman dan tidak menimbulkan residu, sehingga bisa kita jadikan produk yang digunakan sehari-hari,” papar Galuh.
Sementara itu dia juga menerangkan, bahwa Politeknik LPP Yogyakarta, yang memiliki mahasiswa lebih dari 1.200 orang, sekitar 600 mahasiswa di antaranya di-cover beasiswa pendidikan oleh BPDPKS. “Kami di Politeknik LPP Yogyakarta memiliki 6 jurusan, yang berkaitan dengan on farm maupun off farm termasuk administrasi perkebunan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansah menyampaikan, bahwa BPDPKS merupakan lembaga di bawah Kementerian Keuangan yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan komite pengarah dengan memperhatikan program pemerintah. Adapun komite pengarah dimaksud terdiri dari sejumlah kementerian terkait.
“BPDPKS resmi menjadi Badan Layanan Umum dan penetapan organisasi dan tata kerja Badan tersebut melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 113/PMK.01/2015 tanggal 10 Juni 2015,” terang Helmi memperkenalkan.
Pembentukan BPDPKS sendiri, merupakan pelaksanaan amanat pasal 93 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, yakni menghimpun dana dari pelaku usaha perkebunan atau lebih dikenal dengan CPO Supporting Fund (CSF) yang akan digunakan sebagai pendukung program pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Program pengembangan kelapa sawit berkelanjutan memiliki beberapa tujuan, yakni: mendorong penelitian dan pengembangan, promosi usaha, meningkatkan sarana prasarana pengembangan industri, pengembangan biodiesel, replanting, peningkatan jumlah mitra usaha dan jumlah penyaluran dalam bentuk ekspor, serta edukasi sumber daya masyarakat mengenai perkebunan kelapa sawit. “Terkait edukasi, ini lah yang kita lakukan pada kegiatan workshop hari ini,” jelasnya.
Sementara itu, Husaema yang mewakili Wali Kota Palu, H Hadianto Rasid, mengakui banyaknya manfaat dari kelapa sawit dan juga buangannya, yang bernilai jika dikelola dengan baik. Dia pun berharap, nantinya jika lahir para pelaku UMKM yang memanfaatkan bahan baku dari kelapa sawit dan telah ada produk yang dihasilkan, BPDPKS juga dapat membantu memfasilitasi pasar dari hasil produk olahan kelapa sawit ini.
Untuk itu, kepada para siswa dari sejumlah SMK se Kota Palu ini, dia meminta agar mengikuti materi yang disampaikan dalam workshop ini dengan serius. Sehingga bisa menimbulkan keinginan dan minat untuk berwirausaha, kelak setelah menempuh bangku pendidikan. “Dan kita berharap menghasilkan produk lokal Kota Palu dari bahan kelapa sawit yang bisa dijual ke luar. Ke depan Kota Palu ini akan terus dikembangkan menjadi Kota Pariwisata, sehingga adanya UMKM ini juga akan mendukung pariwisata di daerah ini,” tegasnya.
Untuk diketahui, kegiatan workshop yang digelar Politeknik LPP Yogyakarta dan BPDPKS di Kota Palu ini berlangsung selama dua hari mulai hari Selasa hingga Rabu (7-8/5/2024). Selain diberikan materi, para peserta juga akan mendapatkan praktek pembuatan sejumlah produk UMKM dari bahan kelapa sawit. Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Palu, Setyo Susanto, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan SMK, Muhammad Irfan, Wakil Direktur I Politeknik LPP, Ratna Sri Harjanti dan para guru pendamping dari SMK di kota Palu. (agg)