MOROWALI – Meski tidak melakukan aktifitas eksploitasi penambangan nikel, namun PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tetap fokus pada tata kelola lingkungan sesuai dengan peraturan pemerintah. Perhatian IMIP, mulai dari tata kelola air, tata kelola udara dan tata kelola limbah.
Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja menyampaikan, bahwa bahwa pemantauan kualitas air terus dilakukan pihak Environmental Departement PT IMIP. “Kami mengelola sekitar 90 titik air limbah, 19 titik air laut yang dipantau dan 12 titik air sungai yang dipantau,” papar Irsan.
Sedangkan untuk pemantauan udara, pihak Environmental Departement memantau emisi 176 cerobong asap yang dilakukan persemester. Juga mengelola berbagai limbah, seperti limbah infeksius, pelumas bekas, aki/baterai bekas, elektronik, kain majun, farmasi kedaluarsa, filter IPAL dan filter oli.
“Sementara untuk limbah non B3 (bahan, berbahaya dan beracun) dijadikan bahan untuk membuat batako, yang sebagian dipakai untuk konstruksi sejumlah bangunan di kawasan IMIP,” terangnya.
Penghijauan lingkungan juga dilakukan PT IMIP melalui Environmental Departement. Selama tahun 2023, sudah seluas 10.309 m2 lahan yang tertanam. Adapun saat ini, di nurseri atau pembibitan tanaman sudah ada sekitar 14.348 bibit tanaman darat yang siap tanam. Total ada sekitar 13,2 persen ruang terbuka dari luas keseluruhan kawasan IMIP saat ini.
“Kami juga memiliki 24 ribu bibit mangrove di nursery mangrove yang juga siap tanam untuk pesisir pantai. Sedangkan lahan yang sudah tertanam mangrove itu seluas 18.356 m2,” jelasnya.
Tidak hanya di permukaan, IMIP juga memperhatikan biota laut yang hidup, seperti terumbu karang. Jalur lalu lintas kapal-kapal dari pelabuhan IMIP, mendapat perhatian khusus untuk dipantau dan dipelihara kelestarian terumbu karangnya, seperti aktifitas di wilayah Dermaga Mbokita, Pulau Sombori melalui program CSR PT IMIP. (agg)