PALU – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Untad (GMU), Rabu (24/4) pagi menggelar aksi di depan pintu masuk Universitas Tadulako (Untad).
Dalam aksi kali ini, GMU menuntut pihak Untad untuk tidak menaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Dengan membawa spanduk yang bertuliskan “Tolak Kenaikan UKT” sejumlah mahasiswa melakukan orasi secara bergantian. Bahkan dalam aksi ini, juga dilakukan pembakaran ban didepan pintu masuk Untad.
Ditemui usai aksi, Kordinator Lapangan (Korlap), Iki Sewang mengatakan sebelum melakukan aksi di depan kampus, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan pihak Untad. Namun upaya yang mereka lakukan tidak mendapatkan respon dari pihak petinggi Untad.
“Teman-teman tidak ada mendapatkan respon. Kami kemarin itu dari BEM Untad mencoba membuka ruang komunikasi namun sampe sekarang belum ada respon,” ujarnya.
Ditambahkannya, salah satu perwakilan masa aksi, Fadel menuturkan sebelum turun aksi pihaknya lebih dulu telah melakukan kampanye media sosial, namun juga belum menuai respon dari phak birokrasi Untad.
“Bahkan setelah kami turun, di angkatan 2024 itu banyak yang batal untuk melanjutkan kuliahnya karena tingginya UKT. Apalagi yang banyak kami dapatkan di kalangan teman-teman Maba itu adalah golongan dari rakyat miskin,” bebernya.
Selain penuntutan kenaikan UKT, Fadel juga meminta agar regulasi diaturan nomor 12 tahun 2012 tentang penggolongan UKT itu diterapkan, karena menurutnya jika disamaratakan maka ini akan tidak adil bagi golongan mahasiswa yang kurang mampu.
“Jadi diperlukannya klaster penggolongan UKT. Jadi tidak semua mahasiswa membayar dengan nominal yang sama. Karena ada juga peraturan rektor bahwasannya besaran jumlah UKT harus sesuai dengan penghasilan orang tua atau walinya,” pungkasnya. (win)