PALU – Mencuatnya kasus dugaan keterlibatan Universitas Tadulako (Untad) diduga masuk dalam daftar salah satu kampus yang terlibat kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) modus magang ke Jerman, berbuntut diadukannya Rektor Untad Prof Dr Amar dan Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama Universitas Tadulako, Dr Ir Aiyen Tjoa, M.Sc ke Bareskrim Polri.
Data surat aduan dari pihak yang mengatasnamakan Palu, Komunitas Penyelamat Mahasiswa Untad, Keluarga, Sahabat, dan Dosen Korban Ferienjob tanggal 25 Maret 2024 yang didapatkan Radar Sulteng, Jumat (29/3/2024), menguraikan, pihak pengadu, ingin melaporkan kepada Bapak di Ditpidum, Bareskrim Polri, bahwa mahasiswa yang berjumlah 30 orang yang baru kembali mengikuti Ferienjob di Jerman, semua dibungkam dan diancam akan dikeluarkan jika membongkar apa yang mereka alami di Jerman, sejak kedatangan hingga bekerja kasar, dan pulang ke Indonesia.
Bahkan, Rektor disebut menyuruh salah seorang mahasiswa untuk mencari wartawan yang memuat berita Mabes Polri. Bahwa ada Hubungan Kerja antara Prof Dr Sohil Situngkir, Dosen Universitas Jambi dengan Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama Universitas Tadulako, Dr Ir Aiyen Tjoa, M.Sc. Melalui Dr Aiyen Tjoa, bersama-sama dengan Rektor Untad, Prof Dr Amar, mensosialisasikan Ferienjob, dan siap mengkonversi kegiatan Ferienjob menjadi setara dengan 21 SKS. Padahal, dalam surat Dirjen Dikti Kemdikbud Nomor 1032/E.E2/DT.00.05/2023 tertanggal 27 Oktober 2023, menegaskan jika Ferienjob sama sekali tidak sesuai dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Namun demikian, Rektor Untad, Prof Dr Amar dan Wakil Rektor IV Untad, Dr Ir. Aiyen Tjoa, memberi jaminan bahwa Kegiatan Ferienjob akan dikonversi ke dalam 21 SKS. Perihal pembiayaan pada tahap awal mahasiswa mendaftar, melalui kebijakan Rektor Prof Amar meminjamkan Dana Puluhan Juta per Mahasiswa, diambil dari Kas Kampus, bukan dari dana Koperasi, sebab Untad saat ini tidak memiliki Koperasi lagi. “Jadi dana yang dipinjamkan adalah uang negara, yang digunakan bukan peruntukannya yang besarannya tidak kurang dari Rp300 juta rupiah,” tulis isi surat aduan ke Bareskrim.
Yang menarik, penegasan Kemendikbudristek bahwa segera distop Kegiatan Ferienjob sesuai dengan Surat Dirjen Dikti Nomor 1032/E.E2/DT.00.05/2023 tertanggal 27 Oktober 2023, namun di saat Rektor Prof Amar dan Wakil Rektor Kerjasama Dr Aiyen Tjoa, justru menyambutnya mereka bak pahlawan, sambil menekan agar jangan ada bercerita perihal keburukan program ini selama di Jerman (Sambil memberi ancaman kepada mahasiswa tidak akan dikonversi jika membuka kekurangan selama mengikuti Ferienjob di Jerman). Oleh karena itu, kuat dugaan keterlibatan Wakil Rektor IV Untad Dr Ir Aiyen Tjoa dengan Prof Dr Sohil Situngkir. Pasalnya, sebelum Dr Ir Aiyen menjadi Dosen di Universitas Tadulako, dia adalah Dosen dari Universitas Jambi, dan dia pindah ke Untad karena ikut Suaminya yang bernama Dr Ir Henry Barus.
Karena itu, keterlibatan Dr Ir Aiyen Tjoa dengan Prof Sohil Situngkir sangat erat, karena pernah sama-sama sebagai Dosen Universitas Jambi 17 Tahun yang silam.
“Bahwa yang aneh menurut kami, ada apa sehingga Rektor Untad Prof Amar dan Warek IV Dr Ir Aiyen, masih mempertontonkan sikap melawan arus, yang nyata-nyata sudah dinyatakan bukan bagian dari MBKM. Tetapi tetap menjamin akan adanya konversi Matakuliah sebanyak 21 SKS bagi mahasiswa. Bahkan nyata-nyata ini telah ditangani pihak Mabes Polri sebagai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), tetapi malah terkesan melecehkan langkah tegas Mabes Polri. Karena itu, kami mohon Mabes Polri menggali keterlibatan Rektor Untad dan Wakil Rektor Kerjasama kedalaman keterlibatannya, dan ada informasi mereka menerima atau menerima janji CSR ke Universitas dari bagian yang diterima oleh dua Perusahaan itu, sebagai jerih payah tenaga Mahasiswa yang dipekerjakan sebagai tenaga buruh kasar di Jerman,” demikian isi surat aduan.
Sementara dari sejumlah kampus di Indonesia yang diduga terlibat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan kerja paksa melalui program kerja paruh waktu berkedok magang di Jerman, salah satunya diduga adalah Universitas Tadulako (Untad).
Berdasarkan data yang diperoleh Radar Sulteng, tercatat sejumlah 41 perguruan tinggi di Indonesia tercatat sudah mengirimkan mahasiswanya ke dalam program magang di Jerman pada 2023. Dari 41 kampus, salah satunya adalah Untad.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Abdul Haris di Jakarta pada hari Rabu (27/3/2024) mengatakan program ferien job itu tak memenuhi kriteria kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Kami sedang melakukan kajian untuk sanksi ini. Kami terus melakukan koordinasi dengan Kabareskrim dengan difasilitasi kantor Staf Presiden (KSP),” kata Abdul Haris dilansir dari Jawapos.com.
Abdul Haris menjelaskan, program MBKM sendiri merupakan upaya dari Kemendikbudristek untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas. Agar mampu memberikan pembekalan skill dan peningkatan kompetensi bagi para mahasiswa tersebut.
“Jadi di situ jelas kata kuncinya, harus ada muatan pembelajaran dan peningkatan kompetensi,” terang Abdul Haris.
Bahkan dalam kasus TPPO berkedok magang ke Jerman ini, Abdul Haris mengatakan, tidak adanya muatan pembelajaran dan peningkatan kompetensi mahasiswa.
Walaupun hingga saat ini Bareskrim Polri, merahasiakan daftar 33 perguruan tinggi yang memiliki program ferienjob yang kemudian terungkap ada dugaan kasus TPPO berkedok magang ke Jerman, namun sejumlah sumber menyebutkan ternyata ada 41 kampus yang tercatat mengirimkan mahasiswanya di program yang sama.
Berikut Ini Daftar Kampus yang Diduga Terlibat TPPO Ferienjob ke Jerman:
- Universitas Binawan.
- Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
- Universitas Hasanuddin (Unhas).
- Universitas Indonesia Timur (UIT).
- Universitas Haluoleo (Uho).
- Universitas PGRI Palembang.
- Universitas Jambi (Unja).
- Institut Teknologi Bandung (ITB).
- Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.
- Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Stikom Bali.
- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
- Universitas Terbuka (UT).
- Universitas Tadulako (Untad).
- Universitas Fajar Makassar (Unifa).
- Universitas Pelita Harapan (UPH).
- Universitas Trisakti (Usakti).
- Universitas Atma Jaya.
- Universitas Bina Nusantara (Binus).
- Institut Kesehatan (Inkes) Deli Husada.
- Inkes Medistra.
- Universitas Nias Raya (Uniraya).
- Inkes Lubuk Pakam.
- Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
- Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang.
- Universitas Sebelas Maret (UNS).
- Bright Education International Bandung.
- Universitas Merdeka (Unmer) Madiun.
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Handayani.
- Universitas Hindu Indonesia (Unhi).
- Universitas Lampung (Unila).
- UIN Salatiga.
- Universitas Dian Nuswantoro (Udinus).
- Universitas Fajar (Unifa).
- Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).
- Universitas Katolik Soegijapranata (Unika).
- UKI Paulus.
- Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
- Universitas Muhammadiyah Buton.
- Universitas Negeri Makassar (UNM).
- Universitas Negeri Semarang (Unnes).
- Universitas Sanata Dharma (USD).
Pihak Untad Membantah Dikatkan dengan Kasus TPPO
Sebelumnya pihak Untad membantah keras jika dihubung-hubungkan dengan pemberangkatan mahasiswanya ke Jerman terkait dengan kasus TPPO yang kini sedang diselidiki pihak Bareskrim Polri.
Melalui Warek Perencanaan dan Kerjasama Untad, Aiyen Tjoa saat dihubungi Radar Sulteng, Minggu (24/3/2024) membantah jika 30 mahasiswa magang Untad yang diberangkatkan ke Jerman 22 September 2023 ada kaitannya dengan kasus dugaan perdagangan orang modus mahasiswa magang ke Jerman yang sedang ramai pemberitaannya. Aiyen menyebut berita tersebut aneh dan Untad tidak ingin ikut campur dengan urusan kampus lain.
Melalui pesan WhatsApp, Aiyen Tjoa menulis hal itu adakah karena urusan mahasiswa dari kampus lain, makanya semua universitas lain yang programnya normal saja, tidak ingin ikut campur, dan menunggu. “ya -mahasiswa Untad benar2 happy, dan pekerjaan juga biasa saja, dibayar sesuai, dan bisa keliling eropah, dan pulang bawa uang; dan mereka semua sudah audiensi.
Masak ada orang TPPO; pergi dan pulangnya bebas, dan terima gaji juga langsung kepada si mahasiswa. cuma karena ini kasus Universitas lain, tidak ada universitas lain tidak ingin ikut campur.
lagi pula, kami tidak ada yang tahu, ini awal kasusnya apa, dimana dan apa; karena mahasiswa Untad yah baik2, ada yang keliling roma, ke paris dsbnya.
Itulah, kita juga kan ngak tahu kampus lain, manajemen sistemnya seperti apa; apa mereka melakukan tanggung jawabnya dengan baik atau tidak, susah bagi kami mengetahui dasar permasalahannya apa. Karena tidak dilibatkan, dan tiba2 muncul begitu saja beritanya.
Kasihan- anak2 mahasiswa yang baik2 saja, dan senang dan ingin Kembali ke Jerman, kini jadi tidak bisa, karena berita yang tiba2 muncul sana sini dan tak jelas masalahnya apa,” tulis Aiyen Tjoa.
Seperti diketahui sebelumnya sebanyak 30 mahasiswa Untad lolos untuk mengikuti program Ferienjob atau magang berbayar di berbagai perusahaan di Jerman. Puluhan mahasiswa tersebut berasal dari 6 Fakultas yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Fakultas Teknik.
Pelepasan mahasiswa Ferienjob bertempat di ruang kerja Rektor Untad, Jumat, 22 September 2023 dan dihadiri oleh segenap jajaran pimpinan, Ketua Senat, Dekan fakultas, wakil dekan, ketua program studi serta para mahasiswa terpilih.
Kala itu Rektor Prof Amar menyampaikan rasa bangga atas terpilihnya mahasiswa Untad dalam program magang ke luar negeri. Menurutnya, kesempatan tersebut sangat berharga untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kapasitas para mahasiswa. (*/ron/win)