PALU – Program Presiden, menuju Indonesia Emas 2045 menjadi perhatian Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Salah satu bentuk perhatian BNPP Sulteng menjaga generasi emas Indonesia bersih dari nakoba (Bersinar), salah satunya akan berkolaborasi dengan melibatkan generasi muda yang mau peduli dalam upaya sosialisasi pencegahan peredaran narkoba di Sulteng.
Kepala BNNP Sulteng, Brigjen Ferdinan Maksi Pasule, S.I.K saat menjadi pembicara pada masa penerimaan orientasi mahasiswa baru di kampus STIFA Pelita Mas Palu, Selasa pagi (20/8/2024) menekankan tiga hal penting dalam pencegahan peredaran narkoba.
Yang pertama, mantan Karo Ops Polda Sulteng itu menekankan, bahwa bahaya narkoba dapat merusak generasi bangsa melalui efek candu dan dampak negatif yang ditimbulkan setelah dikonsumsi.
Selain itu rute penyelundupan narkoba yang masuk ke Indonesia salah satunya ada di wilayah Sulawesi Tengah.
Kemudian data kasus terjadi penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Kota Palu saat ini cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak untuk bersama-sama peduli memerangi peredaran narkoba di wilayah Kota Palu dan Provinsi Sulteng secara luas. “Narkoba ancaman berarti bagi generasi bangsa ini yang penting jadi perhatian bersama untuk Sulteng Bersinar atau bersih dari narkoba,” ujarnya.
Diakhir pemaparan Brigjen Ferdinan mengajak mahasiswa baru untuk tidak takut melaporkan, jika ada kerabat, keluarga orang terdekat atau dirinya sendiri yang terpapar kasus penyalahgunaan narkotika ke kantor BNNP Sulawesi Tengah agar bisa mendapat pengobatan rehabilitasi.
“Kami sifatnya inklusif, sangat terbuka bagi seluruh masyarakat yang terpapar khususnya adik-adik mahasiswa bilamana ada yang terkena penyalahgunaan narkoba, kami dari BNNP akan mendampingi untuk bisa kembali sehat dan beraktivitas dimasyarakat tinggal datang ke kantor BNNP Sulteng atau menghubungi call center kami,” ucapnya.
Senada dengan itu, akademisi Universitas Pelita Harapan (UPH) yang juga peneliti, penulis buku terkait narkotika, Chrisindo Reformanda Tamalagi, M.Sos memaparkan, saat ini Indonesia mengahadapi bonus demografis, lebih dari 60% jumlah penduduk Indonesia berada di usia produktif untuk bekerja dan hal ini baik. “Kedepannya kita akan menjemput Indonesia emas, seperti yang telah dicita-citakan bapak pendiri bangsa dan presiden Joko Widodo yakni, Indonesia yang maju, mandiri adil, makmur dan sejahtera. Tetapi hal ini akan sangat sulit di capai bilamana anak-anak bangsa terpapar narkoba,” jelasnya.
Oleh karena lanjut Chrisindo, semua pihak secara bersama bekerjasama dengan BNN untuk mencegah peredaran narkoba masuk di lingkungan terdekat, maupun lingkungan sekolah dan kampus termasuk kampus ke STIFA Pelita Mas Palu. “Masalah narkoba adalah masalah bersama, dan jangan biarkan BNN dan kepala BNNP pak Ferdinand berjuang sendirian mencegah dan memutus peredaran narkoba di bumi Tadulako Sulteng,” pungkasnya. (*)