BANGKEP-Masyarakat Seasea, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) baru saja mendapatkan penghargaan Charles Southwick Conservation Education Commitment Award (CSA), dari masyarakat ahli dan pemerhati Primata sedunia (Internasional Primatological Society).
Penghargaan ini diinformasikan oleh Dr. Mochamad Indrawan, peneliti dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta, yang melakukan penelitian berjangka panjang tentang keanekaragaman hayati di Bangkep, Charles Southwick Conservation Education Commitment Award (CSA). Ini merupakan kompetisi dunia untuk edukasi konservasi keanekaragaman hayati, terkait dengan satwa langka primata.
Satwa tersebut oleh masyarakat Seasea disebut lakasinding atau siling, dengan nama ilmiah tarsius pelengensis, salah satu monyet terkecil di dunia. Sebaran primate ini di dunia hanya terdapat di pulau Peling dan Banggai sehingga tergolong spesies endemic.
“ Semacam monyet hantu, yang memangsa serangga hutan. Aktif terutama di malam hari dan biologinya belum banyak diketahui selama ini, “ kata peneliti Universitas Indonesia Mochamad Indrawan, kepada Radar Sulteng, Jumat (21/07/2023).
Dijelaskan Indrawan, peran masyarakat di pulau Seasea Bangkep, dalam konsep konservasi edukasi ini sangatlah besar. Masyarakat mempunyai inisiatif untuk membuat kawasan konservasi masyarakat (KKM), dan kini sudah terbentuk sebanyak tujuh KKM.
Mengapa masyarakat Seasea bisa memenangi Charles Southwick Conservation Education Commitment Award (CEA)? Pertama, karena dianggap satwa yang dilindungi (lakasinding) adalah primata langka dunia. Kedua, karena inovatif, dan dilindungi langsung oleh masyarakat adat. Ketiga, dilindungi di KKM. “Temanya ini dianggap pemenang, atau the wining theme, “ ujarnya.
Masyarakat Seasea yang marginal ini, tanpa adanya intervensi dari pemerintah dinilai layak mendapatkan penghargaan internasional, karena melakukan perlidungan satwa endemic dan kawasan habitat.
Sementara itu, dikonfirmasi Sekretaris Kabupaten Bangkep, Rusli Moidady, menyatakan sangat mendukung konservasi keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh masyarakat Seasea. Masyarakat kecil tetapi memiliki sense of crisis terhadap lingkungannya sendiri.(mgl)