PALU – Sriti Covention Hall satu-satunya gedung aula atau pusat konvensi terbesar yang ada di wilayah Barat Kota Palu. Gedung berciri warna putih yang beralamat di Jalan Durian, Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat berkapasitas 10 ribu orang, cocok untuk kegiatan wedding, konser, hingga rapat besar organisasi masyarakat, maupun organisasi pemerintah.
Di bawah bendera CV. Abirama Banua Rasa, Sriti Covention Hall yang sudah difungsikan beberapa tahun pasca bencana alam gempa bumi 28 September 2018 silam telah menerima beberapa kegiatan-kegiatan, mulai dari pesta pernikahan, even konser music, hingga rapat instansi pemerintah, hingga even nasional, organisasi KAHMI pada November 2022 lalu. “Kami memang sudah beroperasi beberapa tahun terakhir, tapi kami belum secara resmi melaunching dan hari ini bertepatan dengan hari kemerdekaan RI ke 78 kami memilih melaunching Sriti Covention Hall Palu,” kata Owner Sriti Covention Hall, Imelda Liliana Muhidin, Kamis (17/8/2023).
Dalam rencana pengembangan usaha, lanjut Imelda, kedepan di lokasi yang sama di Sriti Covention Hall akan pengembangan ke usaha perhotelan, fasilitas olahraga kebugaran atau tempat gym dan kolam renang. “Saat ini semua persiapan sedang dimatangkan, termasuk soal perizinan. Karena setelah bencana kemarin, proses perizinan memang agak lebih ketat, karena banyak pertimbangan dari pemerintah. Kami berharap agar proses perizinan tidak dipersulit dan tidak terlalu panjang,” pintanya.
Hal lain yang juga diperhatikan managemen, di Sriti Covention Hall, selain menggunakan tenaga professional di bidang masing-masing. Mendatangkant enaga kerja dari luar seperti mendatangkan executive chief dari Pulau Kalimantan, Chief Ade Irawan yang siap menyajikan berbagai menu selesa nusantara maupun menu lokal. “Jadi kami juga memperhatikan tenaga kerja lokal yang memang punya memiliki kemampuan di bidang masing-masing. Bahkan juga melibatkan pekerja magang yang memiliki kompetensi yang kami butuhkan di Sriti Covention Hall. Untuk di parkiran kami juga melibatkan warga sekitar,” jelasnya.
Imelda Liliana menambahkan, nama Sriti sendiri diambil dari nama mendiang ibu Sri Sulistiati, istri dari Muhiddin M. Said yang merupakan ibu dari Imelda yang meninggal saat Covid-19 melanda. Memang di awal direncanakan pembangunan gedung Sriti, saat beliau masih hidup sering menanyakan apa nama dari gedung yang saat itu masih sementara proses pembangunan. “Sebagai penghormatan kepada ibu kami, akhirnya kami berkeluarga sepakat untuk menamakan gedung ini, Sriti singkatan dari nama ini kami Sri Sulistiati,” ujarnya mengenang. (ron)