MAMUJU – PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus memperkuat posisi dalam mendorong penguatan ketahanan pangan dan sektor pertanian nasional, melalui dukungan beragam produk berkualitas bagi para petani pada berbagai komoditas secara optimal. Utamanya tanaman pangan yang merupakan pokok produktivitas tani di Indonesia, dengan meningkatkan pemahaman petani terkait penggunaan pupuk yang tepat dan sesuai karakteristik lahan.
Terbaru, Pupuk Kaltim secara aktif kembali memberikan pendampingan bagi petani untuk pemilihan pupuk tepat dan berkualitas dalam mendorong produktivitas padi di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat belum lama ini. Pada momentum panen raya periode Oktober 2023 – Maret 2024 tersebut, Pupuk Kaltim mengenalkan tata cara pemupukan dan komposisi yang tepat untuk komoditas padi, sehingga petani bisa menerapkan pola yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan lahan.
“Kehadiran Pupuk Kaltim bertujuan untuk lebih memperkenalkan produk unggulan kepada masyarakat, agar bisa mendorong produktivitas tanaman secara maksimal. Sebab produk Pupuk Kaltim terbukti sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman dengan karakteristik lahan berbeda,” terang VP Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim Indah Febrianty, Jumat (26/4/2024).
Menurut Indah, Pupuk Kaltim rutin menggelar edukasi bagi masyarakat petani di berbagai wilayah Indonesia, sebagai bentuk dukungan perusahaan dalam meningkatkan produktivitas hasil secara maksimal. Seiring makin dikenalnya produk Pupuk Kaltim, para petani pun diharap bisa menerapkan pola pemupukan yang sesuai pada berbagai jenis komoditas, sekaligus memastikan kandungan unsur hara dalam tanah terjaga dengan baik.
Saat ini, Pupuk Kaltim memproduksi beragam formula NPK Pelangi untuk kebutuhan tanaman, mulai dari 20-10-10 dan 30-6-8 untuk tanaman pangan. Lalu komposisi 15-15-15 dan 16-16-16 untuk tanaman hortikultura, serta NPK Pelangi 15-15-6-4, 12-12-17-2 dan 13-6-27-4 untuk perkebunan.
Selain itu, juga ada produk andalan terbaru NPK Pelangi JOS, yang merupakan inovasi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menggabungkan fungsi pupuk kimia dengan pupuk hayati dalam satu produk.
“Dengan berinovasi mengembangkan produk berkualitas, Pupuk Kaltim terus memperkuat posisi sebagai solusi agroindustry bagi petani di Indonesia, termasuk menampilkan langsung produk perusahaan dalam berbagai ajang yang bersentuhan langsung dengan petani dan sektor pertanian, sebagai bentuk edukasi langsung di masyarakat,” terang Indah.
Disamping jaminan kualitas produk yang bermutu, Pupuk Kaltim lanjut Indah, juga melibatkan tim ahli dan tenaga penjualan yang siap memberikan informasi hingga konsultasi kepada petani, sehingga segala kendala yang dihadapi dalam sektor pertanian bisa diatasi serta ditangani dengan lebih tepat.
Selanjutnya, di tiap daerah juga terdapat tenaga agronomis yang siap mendampingi selama budidaya pertanian, serta tim Mobil Uji Tanah yang menjadi layanan perusahaan untuk mendukung kelangsungan daya dukung lahan.
Khusus di Mamuju, Pupuk Kaltim pun sebelumnya turut menyasar pengembangan produktivitas sawit melalui edukasi bagi pelaku perkebunan, mengingat sektor ini juga menjadi salah satu andalan yang dikelola petani setempat. Dimana total luasan lahan yang mencapai 36.159 Hektare (Ha), dinilai sangat potensial untuk digarap dengan peningkatan hasil yang lebih signifikan.
Langkah ini pun akan terus ditindaklanjuti Pupuk Kaltim melalui serangkaian upaya dalam meningkatkan produktivitas pertanian di berbagai sektor, sehingga peran Pupuk Kaltim sebagai solusi agroindustri bagi petani Indonesia semakin terwujud, dengan peran serta langsung memberikan pendampingan mulai tata kelola lahan hingga memacu produktivitas hasil yang lebih optimal.
“Dari upaya yang direalisasikan Pupuk Kaltim, diharap sektor pertanian makin tumbuh dan berkembang khususnya di wilayah timur Indonesia. Contohnya komoditas padi di Kecamatan Kalukku ini, harus kita dukung agar produktivitasnya semakin optimal,” tambah Indah.
Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi, menyambut positif dukungan Pupuk Kaltim dalam mendorong produktivitas pertanian di wilayahnya. Hal ini mengingat sektor pertanian dan perkebunan merupakan komoditas utama andalan petani maupun daerah, yang diharap dapat terus dipacu pertumbuhannya.
Seperti panen raya padi kali ini, dinilai Sutinah menjadi penanda bangkitnya petani setelah musim kemarau yang melanda sejak pertengahan 2023 lalu akibat dampak El Nino. Dimana para petani mengalami penurunan hasil produksi yang sangat drastis, dari biasanya 9 ton per Hektare (Ha) menjadi hanya 6-7 ton/Ha. Akibatnya, harga jual beras di pasaran pun mengalami lonjakan dengan cukup signifikan.
“Semoga untuk panen berikutnya produktivitas hasil padi bisa lebih dimaksimalkan, dan harga komoditas di pasaran pun secara perlahan turut stabil,” ucap Sitti Sutinah.(*)