PALU – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu melalui Rumah Moderasi Beragama melaksanakan Penyuluhan Moderasi Beragama kepada 200 mahasiswa semester dua dan empat dari berbagai Fakultas, di Aula Dakwah, Selasa (11/4). Dalam kesempatan itu, Rektor UIN Datokarama Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi membuka sekaligus menjadi narasumber dengan tema “Agama sebagai landasan segala aspek kehidupan”.
Sagaf Pettalongi mengatakan bahwa civitas akademika UIN Palu terus secara massif memberikan penguatan-penguatan tentang wawasan konsep pemahaman dan bagaimana melaksanakan moderasi beragama di Indonesia. Saat ini kata Sagaf, ketika ada mahasiswa baru yang masuk langsung diberikan penguatan tentang moderasi beragama, begitu juga saat menimba ilmu di Mahad Al Jamiah, di mata kuliah pun diajarkan tentang moderasi beragama, hingga saat mahasiswa ingin turun melaksanakan kegiatan PPL dan KKN.
“Jadi ada dua alasan besar kenapa moderasi beragama ini terus digaungkan. Yang pertama karena moderasi beragama ini masuk dalam RPJMN, yang kedua karena di renstra Kemenag moderasi beragama itu menjadi salah satu poin penting, bahkan Menteri Agama sudah mengangkat menjadi salah satu program prioritas,” tegas Guru Besar UIN Datokarama Palu ini.
Lanjut Sagaf, Kementerian Agama itu menjadi lokomotif atau pelopor utama untuk mensosialisasikan moderasi beragama di Indonesia. Dengan begitu, bukan hanya wewenang pusat saja untuk mensosialisasikan tetapi juga termasuk para Satkernya yang berada di bawah, untuk menjadi lokomotif penguatan moderasi beragama di Indonesia.
“Apalagi sekarang sudah ada badan khusus yang menangani moderasi beragama. Kita (UIN Palu, red) juga sudah punya fasilitator moderasi beragama khusus UIN Datokarama Palu,” tambah Pakar Islam Moderat ini.
Masih kata Sagaf, sesuai dengan visi UIN Datokarama Palu yakni mengembangkan kajian islam yang moderat berbasis pada integrasi ilmu, spiritualitas dan kearifan lokal, maka diharapkan luaran-luaran UIN atau mahasiswa UIN Palu jika lulus nanti harus bisa menampilkan sosok, pikiran, konsep dan perilaku di masyarakat sebagai cerminan pengamalan agama Islam yang moderat itu.
“Bagaimana ajaran Islam yang moderat, kalau dibahasakan sederhana ajaran yang di tengah-tengah, jangan terlalu ekstrem kanan dan juga jangan terlalu ekstrem kiri. Maksudnya apa, menghargai segala macam perbedaan dan pluralitas yang ada di Indonesia,” pesan Pakar Manajemen Pendidikan Islam ini.
Sementara itu, Kepala Pusat Rumah Moderasi Beragama UIN Datokarama, Ismail Pangeran, menambahkan kegiatan ini dalam rangka memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa betapa pentingnya moderasi beragama itu untuk dilaksanakan, yang pertama di internal kampus, yang kedua secara eksternal di masyarakat, sekaligus bisa menjadi sebuah percontohan bagi masyarakat bagaimana berperilaku untuk saling menghargai antar sesama umat beragama, agar tidak terjadi miskomunikasi dalam soal-soal kehidupan kemasyarakatan.
“Jadi kita permantap moderasi beragama di kalangan mahasiswa untuk menjadi cikal bakal pola percontohan kehidupan bagi seluruh masyarakat, salah satu cara kita mensosialisasikan melalui mahasiswa, mahasiswa ini dekat dengan masyarakat, sikap dan perilaku itu bisa patut jadi contoh untuk menjadi sebuah karakter kehidupan beragama,” terang Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Palu ini.
Apalagi kata Ismail Pangeran, dalam beberapa tahun terakhir terdapat mata kuliah yang hampir ada di seluruh Fakultas di UIN Datokarama terkait moderasi beragama. “Di UIN Datokarama Palu juga sudah menamatkan empat atau lima orang mahasiswa yang non muslim khususnya di FUAD,” tutupnya.(acm)