PALU – Kapolsek Mantikulore, Iptu Sitti Hasibuan bersama jajarannya menyambangi sejumlah penambang rakyat yang ada di Kelurahan Poboya. Kedatangan Sitti dan anggotanya tersebut bukan untuk melakukan penindakan, melainkan memberi pesan-pesan Kamtibmas dan imbauan kepada para penambang yang umumnya berasal dari wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo tersebut.
Selain itu kedatangannya Selasa (11/6) kemarin juga hendak mengonfirmasi langsung kepada para penambang rakyat tanpa izin ini, terkait jatuhnya korban jiwa yang tertimbun longsor saat menambang, Senin (3/6) lalu. Dan memang benar, ada salah seorang penambang tradisional yang tewas setelah tertimbun longsoran material saat korban berada di dalam lobang penambangan.
“Korban berinisial UY, warga Gorontalo. Jasadnya ternyata setelah dievakuasi langsung dipulangkan ke kampung halamannya,” tutur Sitti.
Mantan penyidik senior PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polda Sulteng ini, dalam kesempatannya juga juga memberikan pesan yang sifatnya persuasif kepada para penambang. Sitti menyampaikan, bahwa apa yang dilakukan para penambang yang tergolong ilegal ini, sangat berbahaya dan berisiko tinggi.
“Saya meminta mereka kalau bisa, jangan sampai lagi terjadi korban-korban berikutnya yang mengalami kecelakaan saat bekerja, maka dari itu lebih baik mencari pekerjaan yang lebih aman. Selain memang pekerjaan ini berisiko tinggi, juga merusak lingkungan dan terbukti mengakibatkan bencana seperti longsor, hingga menyebabkan korban,” terangnya.
Dia juga meminta kepada para penambang yang berjumlah puluhan orang, agar kiranya ketika terjadi kecelakaan seperti beberap waktu lalu, berikan pula informasi kepada kepolisian. Jangan ditutup-tutupi. “Memang informasi selama ini kalau ada kecelakaan saat mereka bekerja sering tertutup, untuk itu lah kita edukasi pula mereka. Wilayah tempat mereka di tambang lama itu, memang tidak layak karena di dekat sungai dan rawan amblas tanahnya sewaktu-waktu,” ucapnya. (alw)
