Site icon Radar Sulteng

Pererat Kebersamaan, Komunitas Bonsai Pamerkan Varietas Endemik Sulteng di HUT RI ke-78

RAMAI PENGUNJUNG: Ketua Rubi Sulteng (kedua dari kanan) saat melayani pertanyaan dari para pengunjung pameran Bonsai di Millenium Waterpark pada Kamis (17/8/2023). (MOH. NOER AIED UNTUK RADAR SULTENG)

PALU – Untuk kali kedua, komunitas bonsai di Kota Palu menyelengarakan pameran di Kota Palu.  Setelah sukses menyelenggarakan pameran di PGM beberapa waktu lalu, kini pameran bonsai dipusatkan di Millenium Waterpark Palu.

Pameran yang dibuka sejak Kamis (17/8/2023) ini, masih bisa disaksikan oleh mayarakat umum per hari ini (19/8/2023). Tidak ada tiket masuk untuk menikmati keindahan bonsai di pameran ini.

Ketua Rumah Bonsai Indonesia (Rubi) Sulteng, Mursalim kepada Radar Sulteng menjelaskan ada 180-an bonsai yang dipamerkan. Bonsai-bonsai ini datang dari koleksi individu maupun komunitas bonsai yang ada di Sulteng. Tidak hanya dari Kota Palu, namun juga dari Tolai (Kabupaten Parimo) dan Kabupaten Poso.

Adapun komunitas bonsai di Kota Palu yang berpartisipasi yakni Rubi Sulteng, PBTK, hingga Pondok Bonsai. Mursalim mengungkapkan pameran tersebut ditujukan sebagai ajang silaturahmi bagi sesama para penggiat dan pecinta bonsai.

“Bagaimana caranya kita komunitas bonsai di Sulteng bisa selalu terjalin silaturahmi. Melalui kegiatan seperti ini kita harapkan lahir kebersamaan,” ujar Mursalim.

Dia menambahkan pihaknya berharap dengan adanya pameran yang dilaksanakan bertepatan dengan HUT RI ke-78 itu, ikut bisa menumbuhkan rasa bangga masyarakat terhadap Sulteng. Pasalnya, ada banyak potensi yang dimiliki oleh daerah ini. Utamanya pada varietas bonsai.

Menurut Mursalim, Sulteng menjadi salah satu daerah yang dikenal memiliki bahan bonsai yang banyak. Tetapi belum dikenal sehingga tidak dikembangkan secara luas. Termasuk potensi Sarimbun, yang menjadi pohon edemik asal Sulteng.

Khusus di pameran tersebut, masyarakat bisa menyaksikan keindahan bonsai Sarimbun di dalam pot. Begitu juga dengan bonsai Santigi, bonsai Asam dan juga bonsai Ficus atau Beringin Cina. Para pengunjung bisa menikmati keindahan bonsai. Bila berminat membeli, dipersilakan membuat kesepakatan harga dengan pemilik.

“Kisaran harga tergantug dari kesepakatan pembeli dan penjual. Mungkin ada sampai di atas Rp10 juta, kalau harga bakalan murah. Tapi kalau ini  (bonsai pameran, red) sudah di atas 50 persen tumbuhnya, jadi rata-rata paling murah mungkin Rp1 jutaan,” jelas Mursalim.

Bonsai adalah pohon alam yang dikerdilkan dan ditaruh dalam pot. Bonsai termasuk seni tinggi, yang menuntut keasabaran, ketekunan, dan memerlukan teknik yang luar biasa untuk membentuknya. Sehingga tidak heran bila harga bonsai tidaklah murah mengingat keindahan dan usaha luar biasa di baliknya.

Mursalim pun berharap keindahan bonsai bisa familiar dan dinikmati secara luas oleh masyarakat Sulteng. Olehnya kedepan, pameran bonsai seperti ini, bisa dilaksanakan bersama-sama oleh komunitas bonsai di Sulteng.

“Mengingat antusiame yang luar biasa dari masyarakat setiap pameran. Mereka datang berkunjung. Semoga kali ini juga seperti itu,” tutup Mursalim.(uq)

Exit mobile version