PALU – Sebagai wadah untuk menyatukan seluruh elemen dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat, Yayasan Reme Bulava Indonesia, Sabtu (20/1) belum lama ini, menggelar kegiatan talkshow yang bertajuk “Reme Asa”. Banyaknya permasalahan terkait kesejahteraan sosial di masyarakat Kota Palu yang juga hasil dari asesmen Yayasan Reme Bulava Indonesia menjadi bahan diskusi dalam talkshow tersebut.
Adapun narasumber yang dihadirkan juga dari berbagai lintas sektor, diantaranya Kabid Perlindungan Sosial Masyarakat Dinas Sosial Kota Palu, Dr. Hendra Okto Utama, anggota DPRD Kota Palu yang juga Pendiri Yayasan Sikola Mombine, Mutmainah Korona, serta Pendiri Komunitas Salibow Ensemble, Juli Idin Lanja.
Dalam sambutanya, Ketua Panitia Pelaksana Sulistiyo mengaku kegiatan ini terlaksana berawal dari keresahan-keresahan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Adapun dari hasil identifikasi dari Yayasan Reme Bulava Indonesia kata Sulistiyo yakni tidak sampainya informasi publik kepada masyarakat, ketimpangan informasi, kesejahteraan masyarakat yang sudah diupayakan namun sosialisasinya belum sampai ke masyarakat.
“Jadi dari hasil indentifikasi dari Yayasan tersebut munculah masalah – masalah yang menurut kami harus merawat asa untuk tetap dirajut berkolaborasi lintas sektor. Nah harapanya itu dengan adanya kegiatan ini, ada hasil positif dan kami juga mengundang teman-teman yang diharapkan juga dapat menjadi katalisator, agar terus bisa berkolaborasi,” ujarnya.
Sementara itu, Pembina Yayasan Reme Bulava Indonesia, Nurhidayat Moh. Ishak mengungkapkan sejak berdirinya Yayasan yang dibinanya, telah berkeliling melakukan asesmen, dan menemukan berbagai masalah, khususnya disinformasi terkait dengan program-program yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial.
Dia menilai, informasi kepada masyarakat belum sepenuhnya optimal, sehingga dengan adanya kegiatan Reme Asa ini dia ingin mengajak seluruh lintas sektor untuk berkolaborasi dan mengambil peran bekerjasama dengan pemerintah.
“Harapan kami, seperti yang dikatakan ketua panitia sebelumnya. Untuk menjadi katalis membuka ruang-ruang kolaborasi baru ke depan, lintas sektor. Kalau dalam perspektif tata kelola pemerintahan ada, 3 aktor yang harus berperan untuk meyelesaikan permasalahan kesejahteraan sosial yaitu, pemerintah, private sektor dan organisasi masyarakat sipil,” paparnya.
Dayat juga menegaskan, hadirnya kolaborasi ini bukan untuk mengkritik atau bahkan menjatuhkan kinerja pemerintah atau menyalahkan saat ini, melainkan ingin ikut andil dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama.
Sementara itu, di sektor kepemudaan kata Dayat sapaan akrabnya juga tak luput dari identifikasi Yayasan Reme Bulava Indonesia. Dalam observasi yang dilaksankan, Dayat mengaku sektor industri kreatif sangat berpotensi kedepannya agar menjadi salah satu katalis untuk menjadi sumber potensi kesejahteraan yang baru kedepannya khususnya bagi anak muda.
“Kami juga mau mendorong sektor itu. Mudah- mudahan dengan kegiatan yang kami kerjakan sekarang ini, bisa menjadi katalisator untuk menumbuhkan kolaborasi lintas sektor membangun kesejahteraan, khususnya industri kreatif dan masyarakat pada umumnya,” pungkas Dayat.
Kegiatan Reme Asa juga kian meriah dengan hadirnya penampilan kesenian dari dua penampil yakni Tardigrada dan Salibow Ensemble.(win)