Site icon Radar Sulteng

YEU Sosialisasikan Inovasi Inovator IDEAKSI Kepada Pemerintah

PALU – Melalui program “Community-Led Innovation Partnership – CLIP” yang didukung Elrha, Start Network, dan ADRRN Tokyo Innovation Hub dan didanai oleh Foreign, Commonwealth dan Development Office (FCDO), YAKKUM Emergency Unit (YEU) menginisiasi program IDEAKSI (ide, inovasi, aksi, inklusi).

IDEAKSI bertujuan mengembangkan solusi dari kelompok masyarakat secara inklusif untuk menjawab tantangan terkait kebencanaan yang dihadapi oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan aksesibilitas, akuntabilitas, dan inklusi difabel dan lanjut usia dalam kesiapsiagaan bencana dan respons kemanusiaan melalui inovasi berbasis komunitas.

Program IDEAKSI telah berjalan sejak Januari 2021 dan mendukung total 32 kelompok inovator lokal di 4 Provinsi di Indonesia.

Dalam periode IDEAKSI 2.0 yang berlangsung selama Mei 2023 – Oktober 2024, YEU berkolaborasi bersama dua (2) tim inovator lokal yang berlokasi di Kota Palu dan Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi dalam mewujudkan ide inovasi-inovasi yang inklusif dalam penanggulangan bencana untuk kelompok difabel, lansia, dan kelompok paling berisiko lainnya.

Beberapa inovasi untuk pengurangan risiko bencana yang inklusif telah dibuat oleh dua inovator lokal, di antaranya, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sulteng dengan inovasi video EDUKASI (Etika, Disabilitas, Evakuasi, Inklusi) dan PKK Desa Bolapapu, Kulawi, Kabupaten Sigi inovasi Pampa Optimalisasi Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan sesuai Kearifan Lokal Masyarakat Adat To Kulawi.

Guna menjajaki peluang kolaborasi dan komitmen lintas pihak untuk mengembangkan dan/atau memperluas inovasi-inovasi PRB yang inklusif, YEU, Kamis (26/9) menggelar “Lokakarya Pembelajaran Inovator IDEAKSI dan Pertemuan Stakeholder Sulawesi Tengah”.

Projek manager YEU, Jessica Novia mengungkapkan proyeknya ini sendiri disebut kemitraaan untuk inovasi berbasis masyarakat, adapun pendekatan yang mereka lakukan dengan penguatan komunitas atau kelompok ditingkat lokal.

“Karena sejak perencanaan muncul ide, perencanaan budget, penentuan budget penentuan program kapan direalisasinya itu hasil dari diskusi masyarakat. Maka kemungkinan program ini berlanjut sangat tinggi, karena mereka memiliki rasa kepemilikan yang tinggi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendekatan serupa diterapkan dalam program IDEAKSI, di mana masyarakat memiliki peran utama dalam menentukan tindakan yang akan diambil. Selain itu, YEU juga memberikan penguatan kapasitas agar organisasi atau lembaga masyarakat menjadi lebih kuat dan mandiri.

“Misalnya saja pemberian pelatihan keuangan agar mereka bisa bertanggung jawab akuntabel terhadap perencanaan yang mereka lakukan ini. Dan beberapa pelatihan lainnya. Harapan kami juga ada transferan ilmu dari kami LSM ditransfer ke masyarakat,” pungkasnya

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Palu, Susik mengatakan setelah mendengarkan langsung pemaparan dari pihak YEU dan para Inovator, maka hasil inovasi tersebut berpeluang untuk membuka hati pimpinan daerah untuk kemajuan masyrakat.

“Saya cukup apresiasi. Apalagi terkait dengan inovasi yang berkaitan dengan kelompok rentan, disabilitas. Kedua adalah, saya apresiasi kemauan ibu-ibu ini yang mau mengelola potensi yang ada disekitarnya,” bebernya.

Berkaitan dengan hasil pertemuan itu, untuk inovator yang berada di Kota Palu kata Susik dia akan menindak lanjuti dan akan mengembangkan beberapa inovasi terkait penyampaian tata cara, memperlakukan penyandang disabilitas ketika terjadi bencana dan apa yang harus dilakukan penyandang disabilitas.

“Ini sementara juga akan membuat peraturan wali kota terkait ini, supaya disabilitas kehidupanya setara dengan non-disabilitas,” uajrnya.

Sementara itu, Yusuf selaku ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Sulteng mengatakan sangat mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh YEU.

Menurutnya kehadiran YEU menbuka peluang terhadap hasil inovasi mereka untuk kemudian ditindak lanjuti oleh pemerintah Kota Palu.

“Jadi dari obrolan kami. Munculah ide untuk membuat video edukasi terkait pemahaman keluarga tentang disabilitas. Dan bagaimana memperlakukan alat bantu dengan baik,” bebernya.

Adapun pertemuan yang dilaksanakan itu, menurutnya sangat penting karena menjadi langkah awal untuk mensosialisasikan inovasi mereka.

“Tanggapan dari pemerintah khususnya itu sangat membuat kami merasa bahwa hasil inovasi kami bernilai positif. Kami juga mendorong pemerintah agar video ini sebagai video edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya

Senada dengan Yusuf. Henny selaku Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bola Papu Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi mengaku sangat terbantu dengan pendampingan yang dilakukan YEU khususnya bagi kaum ibu-ibu seperti mereka.

“Selain pendampingan mereka (YEU) juga memberikan dana sehingga program pampa ini bisa berjalan. Kami juga diajarkan terkait pengelolaan keuangan dan advokasi,” ujarnya. (*/win)

Exit mobile version