PALU – Solidaritas kader Partai Demokrat di sejumlah daerah menurunkan baliho Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai reaksi dari kekecewaan Demokrat terhadap keputusan NasDem belum menjadi instruksi resmi dari DPP Demokrat.
“Jadi penurunan Baliho Anies-AHY itu merupakan reaksi kekecewaan dari kader dan belum ada instruksi resmi dari DPP,” kata Ketua DPW Partai Demokrat Sulteng, Anwar Hafid kepada Radar Sulteng, via telepon, Jumat siang (1/8/2023).
Menurut anggota DPR RI dapil Sulteng ini, hal itu masih merupakan rilis yang disampaikan dari Bakomstra. Itu mungkin bagian dari proses reaksi kader Partai Demokrat yang selama ini menganggap bahwa koalisi perubahan ini terus berjalan bersama-sama. Sekecil apapun informasinya diputuskan bersama-sama, tapi kemudian tiba-tiba diketahui ternyata dari salah satu partai Koalisi sudah melakukan loby-loby. Bahkan informasi dari Sekjen sudah memutuskan untuk menunjuk pendamping dari Anies. “Sebenarnya kemarahan kader Demokrat bukan soal siapa yang ditunjuk sebagai Cawapres. Bukan karena AHY tidak jadi Cawapres Anies. Jadi digaris bawahi reaksi kader partai itu karena dianggap piagam kesepakatan tidak dijalankan,” jelasnya.
Ditanya apakah di tingkat DPD Partai Demokrat Sulteng sudah ada intsuksi menurunkan baliho Anies-AHY seperti yang sudah dilakukan di sejumlah daerah ? Anwar menjelaskan, jika instruksi secara langsung dari DPP belum ada, karena hal itu adalah reaksi langsung dari kader, sehingga merupakan aksi spontan yang merasa bahwa tidak sejalan lagi dengan kesepakatan koalisi. “Saya juga menyampaikan di group, kalau ada kader yang merasa seperti itu silakan yang penting tetap menjaga marwah partai. Nanti keputusannya perintah resmi dari DPP kita menunggu,” pungkasnya. (ron)