PALU-KPU Sulteng merilis, 3 penyelenggara adhoc yang meninggal dunia, dan yang mengalami sakit sebanyak 328 orang pasca hari H Pemilu, 14 Februari 2024.
“Kami dari KPU Sulawesi Tengah merilis, ada 3 orang penyelenggara Pemilu yang meninggal dunia, dan 328 penyelenggara yang mengalami kondisi sakit, ” kata Dr. Nisbah komisioner KPU Divisi Data dan Inoformasi Humas dan Parmas KPU Sulteng, Senin (19/02/2024).
Dijelaskan Nisbah, penyelenggara Pemilu yang dimaksud adalah PPK, PPS, KPPS, dan Linmas. Data meninggal dan sakit merupakan data yang mencakup seluruh wilayah penyelenggara adhoc Pemilu 2024 di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Secara rinci dijelaskan Nisbah, penyelenggara yang meninggal yaitu KPPS, berasal dari Kota Palu 1 orang, Kabupaten Sigi 1 orang, dan Kabupaten Morowali 1 orang.
Sedangkan, penyelenggara yang sakit berdasarkan data kabupaten dan kota, terdiri dari Kota Palu sebanyak 16 orang, terdiri dari PPS 1 orang, KPPS 13 orang, dan Linmas 2 orang. Kabupaten Donggala penyelenggara yang sakit 34 orang. Terdiri dari PPK 1 orang, PPS 8 orang, dan KPPS 25 orang. Kabupaten Sigi, yang sakit 21 orang, terdiri dari PPS 2 orang, dan KPPS 19 orang.
Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) yang sakit sebanyak 151 orang. Terdiri dari PPS 13 orang, KPPS 131 orang, dan Linmas 7 orang. Kabupaten Poso, yang sakit 31 orang. Terdiri dari PPS 6 orang, KPPS 21 orang, dan Linmas 4 orang.
Kabupaten Tojo Unauna (Touna) yang sakit sebanyak 1 orang, yaitu KKPS. Kabupaten Morowali yang sakit 11 orang. Terdiri dari PPS 2 orang, dan KPPS 9 orang.
Kemudian Kabupaten Morowali Utara (Morut), yang sakit sebanyak 1 orang, yaitu PPK.
Kabupaten Banggai, yang sakit sebanyak 21 orang. Terdiri dari PPS 5 orang, KPPS 15 orang, dan Linmas 1 orang. Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) yang sakit hanya 2 orang yaitu KKPS. Sama halnya di Kabupaten Banggai Laut (Balut), yang sakit hanya 2 orang KPPS.
Selanjutnya Kabupaten Tolitoli, yang sakit 10 orang. Terdiri dari PPS 1 orang, dan KPPS 9 orang. Kabupaten Buol yang sakit 27 orang. Terdiri dari PPK 1 orang, PPS 4 orang, dan KPPS 22 orang.
Pada kesempatan memberikan keterangan persnya, Nisbah juga mengklarifikasi bahwa yang benar meninggal setelah hari H pencoblosan hanya 3 orang. Bila ada yang sampai 16 orang meninggal itu merupakan catatan progres dari tahun 2023 yang lalu.(mch)