KEBERAGAMAN : Para pendeta dan majelis menggunakan Siga dan Sampolu Kaili dalam ibadah syukur HUT ke 58 GKST Immanuel Palu, Selasa malam (25/4/2023). (RONY SANDHI)
PALU – Ada yang berbeda dalam ibadah syukur HUT ke 58 GKST Immanuel Palu yang digelar di GKST Immanuel Palu, Selasa (25/4/2023). Sejumlah pendeta dan majelis laki-laki mengenakan Siga atau penutup kepala dan yang perempuan mengenakan Sampolu atau kain penutup kepala adat Suku Kaili.
Dalam sambutan Ketua GKST Jemaat Immanuel Palu, Pendeta Salmon Rarea. STh, berharap Pemerintah Kota Palu, tetap mensuport setiap kegiatan-kegiatan gereja GKST Immanuel Palu.
Pendeta Salmon Rare’a juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Wakil Walikota Palu, dr. Reny Lamadjido yang sudah mensuport kegiatan di GKST Immanuel Palu, mulai dari kegiatan taman Paskah, hingga menghadiri perayaan HUT 58 GKST Immanuel Palu. “Kami mendoakan ibu wawali tetap sehat dan berharap kedepan tetap menjadi pemimpin di Kota Palu,” ujarnya.
Salmon Rarea juga menjelaskan, beberapan pendeta dan majelis mengenakan Siga dan Sampolu adat Kaili, sebagai bentuk penghargaan jemaat yang hidup dan beraktivitas di Tanah Kaili. “Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Kami sangat menghargai ada istiadat lokal, jadi kami memiliki Siga dan Sampolu adat Kaili digunakan dalam ibadah perayaan HUT ke 58 GKST Immanuel Palu.
Sementara Wawali dr Reny menyampaikan terima kasih telah diundang, berharap warga GKST mendoakan untuk tetap sehat dan tetap bisa berada di pemerintahan di Kota Palu. “Saya benar-benar senang dan selalu menyempatkan untuk hadir dalam setiap undangan GKST Immanuel Palu. Termasuk hari ini dalam perayaan HUT jemaat Immanuel yang dihadiri umat begitu antusias, dari anak-anak sampai Lansia,” ucapnya.
Dr Reny juga menyampaikan, semoga dengan perayaan HUT GKST Immanuel Palu, terus terjalin kebersamaan dengan sesama warga Immanuel, juga dengan masyarakat dan Pemeŕintah Kota Palu. Sebagai pemerintah dr Reny tetap terus membangun komunikasi dengan masyarakat termasuk jemaat Immanuel Palu, sehingga jika ada yang perlu dikomunikasikan bisa segera mendapatkan solusi secepatnya. “Kalau Lansia saja begitu terlihat bersemangat menyambut HUT GKST Immanuel Palu, harusnya yang muda-muda juga lebih bersemangat membangun jemaat ini bersama-sama,” katanya.
Sekretaris Majelis Sinode GKST, Pendeta Jetroson Rense. MTh dalam khotbahnya, perayaan HUT ke 58 GKST Immanuel Palu, kilas balik di awal-awal terbentuknya GKST Immanuel Palu dengan iman dari beberapa orang di pohon kersen yang berdoa membentuk jemaat GKST Immanul Palu dan kini menjadi jemaat terbesar di GKST. Dengan, kuasa kebangkitan Kristus yang dirayakan sebagai perayaan Paskah selalu berdekatan dengan perayaan HUT ke 58 GKST Immanuel Palu.
“Hal ini yang harusnya menjadi pengerak jemaat ini sudah begitu jauh. Ekspresi bersorak-soraklah mengalami kemenangan kepada Tuhan. Yang juga menjadi penyemangat kebersamaan jemaat membangun gereja yang baru,” terangnya.
Dalam rangkaian perayaan HUT ke 58 GKST Immanuel Palu, selain ibadah syukur, dilanjutkan makan malam bersama yang digelar di halaman belakang gereja, yang masing-masing kelompok jemaat membawa berbagai menu makanan untuk disajikan dalam makan malam bersama. Pada acara puncak digelar Dero atau tarian tradisional Poso Pamo di halaman belakang gereja GKST Immanuel Palu. (*/ron)