Site icon Radar Sulteng

Operasi PT ITSS Dihentikan Sementara, Kapolda dan Danrem Langsung Amankan TKP

MOROWALI – Pasca insiden meninggalnya 13 korban pada kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Kapolda Sulteng bersama Danrem 132/Tadulako langsung melihat ke Tempat Kejadian Peristiwa (TKP), Minggu siang (24/12).

Sebelum menemui para wartawan Kapolda Sulteng,
Irjen Pol. Dr. Agus Nugroho didampingi Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Dodi Triwinarto terlebih dahulu memastikan kondisi obyek vital nasional telah aman dan memerintahkan tim gabungan melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut.

Peristiwa yang merenggut 13 nyawa telah terkonformasi identitasnya. Insiden di smelter tungku 41 ITSS, Minggu (24/12) ini total menelan korban 59 orang pekerja Indonesia dan Tiongkok.

Informasi diterima Radar Sulteng menyebutkan 9 dari 13 korban meninggal dunia adalah pekerja Indonesia, 7 korban terkonfirmasi masing-masing Moh Taufik, Tobing, Messak, Dadang Mudasri, Abdur Mursalim, Irwandi, dan Zulfikar.

Sementara itu 4 korban lainnya adalah pekerja asal Tiongkok masing-masing Guo Tao, Wang Bing, Zhang Wei, dan Zhang Hong.

Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan menyebutkan, manajemen PT IMIP telah membentuk tim penanganan dampak kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT ITSS pukul 06.15 WITA pagi tadi.

“PT. ITSS merupakan salah satu tenant yang beroperasi di kawasan IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah,” sebut Dedi kepada Radar Sulteng.

Perkembangan terbaru hingga pukul 16.15 WITA, diketahui situasi di lokasi kejadian sudah terkendali. Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi saat ini sebanyak 13 orang.

Sementara itu, sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas. Sejumlah 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan 5 orang rawat jalan.

“Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan 1 jenazah korban kepada keluarga korban,” jelas Dedi.

Tungku smelter 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

“Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya,” tegas Dedi meluruskan informasi yang simpangsiur.

Saat ini, tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.

Terpisah Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol. Dr. Agus Nugroho didampingi Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Dodi Triwinarto langsung terbang ke Kabupaten Morowali untuk mengecek langsung lokasi kecelakaan kerja di PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Minggu (24/12/2023).

Dihadapan awak media yang menunggu cukup lama, Kapolda Sulteng menyampaikan keprihatinan dan turut berbela sungkawa kepada keluarga korban.

“Sebelumnya saya mengucapkan keprihatinan serta turut berbela sungkawa kepada keluarga korban kecelakaan kerja yang terjadi di kawasan industri PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS),” ujarnya kepada para wartawan di PT. IMIP Morowali, Minggu (24/12/2023) malam.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, pada pukul 05.30 Wita telah terjadi kecalakaan kerja di kawan industri PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) tepatnya di gedung lantai dua dan lantai tiga,” sebut Kapolda menjelaskan ulang peristiwa tersebut.

Kapolda Agus mengungkapkan, kecelakaan tersebut terjadi bermula ketika tim teknis dari PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) akan melakukan perbaikan terhadap salah satu tungku yang ada dilantai dua.

Namun, pada saat tim teknis melakukan pembongkaran terhadap tungku dimaksud terjadi ledakan disertai dengan semburan api yang mengakibatkan terjadinya kebakaran gedung PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS).

“Akibat kebakaran tersebut, sebanyak 59 karyawan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menjadi korban, dengan rincian 13 korban meninggal dunia terdiri dari 4 korban dari Tenaga Kerja Asing (TKA) dan 9 korban dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI),” terang Kapolda.

“Selain itu, sebanyak 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang serta 5 korban mengalami luka ringan,” tambahnya merinci.

Orang pertama di Polda Sulteng menyebut, untuk korban yang meninggal dunia (MD) saat ini masih berada di klinik kawasan PT IMIP, sedangkan untuk 29 korban luka berat saat ini sudah dirujuk dan ditangani oleh RSUD Morowali serta 12 korban luka sedang saat ini masih dalam tahap observasi di klinik kawasan PT IMIP dan 5 korban luka ringan sudang di pulangkan.

Kapolda Agus kembali menerangkan, berdasarkan hasil pemantauan di lapangan bersama Danrem 132 Tadulako bersama instansi terkait lainnya, sejatinya di kawan PT IMIP Alarm system dan tanggap segeraan sudah sangat baik.

Pasca kejadian, Kapolda menegaskan telah melakukan langkah-langkah antisipasi, pihaknya telah melakukan pengamanan terhadap tempat kejadian perkara (TKP), dan untuk saat ini operasioanal PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) dihentikan sampai adanya penyelesaian dari hasil penyelidikan.

“Perlu diketahui, atas kejadian tersebut pihaknya telah membuat tim gabungan terdiri dari penyidik Polda Sulteng bersama Polres Morowali dengan di back up tim penyidik Bareskrim Polri, Tim DVI Biddokkes dan tim Inafis dari Laboratorium forensik Makassar maupun Mabes Polri,” pungkasnya.(ham/yon).

Exit mobile version