PALU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu, dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melakukan reses bersama dengan warga yang berprofesi sebagai Petani garam di Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore.
Dalam reses tersebut, sedikitnya 100 petani garam Talise, terdiri dari 16 kelompok mengutarakan nasib mereka itu dalam forum Reses atau jaring aspirasi DPRD Caturwulan III Tahun Sidang 2023, yang dilaksanakan, Selasa 17 Oktober 2023 malam lalu.
“Petani garam Talise selama ini merasa dianak tirikan. Hal ini dibuktikan karena tidak adanya program pemerintah yang turun kepada mereka,” kata Nanang, Selasa (17/10) saat dihubungi via telepon.
Nanang mengatakan, dalam Reses, petani garam banyak menceritakan dan sekaligus menyampaikan curahan hati (curhat) atas kondisi yang mereka alami. Sehingga kelompok tani mengaku sangat bersyukur saat diundang menghadiri Reses tersebut, sebagai ruang yang dimanfaatkan untuk menyampaikan keluh kesah petani garam.
“Kami merasa bersyukur hari ini diundang Reses oleh anggota DPRD Kota Palu. Karena selama ini tidak ada kami tersentuh pada hal begitu banyak persoalan yang menimpa para petani garam,” aku Koordinator petani garam Talise, Suardi.
Berdasarkan catatan yang ada dari Reses itu. Petani garam menyampaikan beberapa kebutuhan yang harusnya diakomodir pemerintah, agar petani mendapat keamanan dan kenyamanan dalam mengelola lahan pertanian mereka.
Pertama, akses jalan ke penggaraman – jalan utama tidak ada, karena tertutup reruntuhan bangunan pasca bencana 2018. Dua, tidak adanya jalur evakuasi, ini dibuktikan pada saat bencana banyaknya petani garam terkurung dan terhalang bangunan untuk mencari jalan keluar saat terjadi tsunami.
Tiga, banyaknya tengkulak garam yang beraksi, mengakibatkan turunnya harga garam Talise pada saat panen raya. Empat, tidak ada Koperasi di petani Garam untuk menjaga kestabilan harga garam.
Lima, tidak adanya penerangan di area penggaraman. Sehingga petani yang ingin beraktifitas malam tidak bica. Bahkan karena tidak adanya penerangan, menyebabkan rawannya pencurian garam di malam hari.
Enam.tidak adanya balai pertemuan untuk petani apabila melakukan rapat, sekaligus tenda, kursi dan sound sistem, dan terakhir, modal usaha UMKM bagi petani tidak pernah menyentuh.
Dari beberapa hal kebutuhan yang disampaikan, Nanang berjanji, akan mendampingi semaksimal mungkin petani garam Talise untuk mendapatkan kebutuhan yang telah disampaikan.
Politisi yang terdaftar sebagai Caleg Nomor 1 PKB dari Dapil Mantikulore – Palu Timur itu berjanji akan membantu dari segala hal apa yang dibutuhkan oleh Petani Garam Talise. Utamanya koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait.
“Jadi jangan pernah sungkan-sungkan, apalagi segan untuk berkomunikasi dengan saya. Karena tugas kami di DPRD adalah menyampaikan aspirasi masyarakat dan mengawalnya sampai tuntas,” tandasnya. (who)