BANGKEP-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tengah menggelar kegiatan Climate Innovation Generation Program (CIGPro) 2024 hingga 2026, atau selama dua tahun kedepan. CIGPRo ini merupakan kumpulan program-program inovatif yang diusulkan berbagai kelompok masyarakat untuk menjadi solusi permasalahan krisis bumi akibat perubahan iklim.
Salah satu peserta CIGPro, yang diundang oleh KLHK bersama 79 orang tokoh pengabdi lingkungan di Indonesia, Dr. Mohammad Indrawan, dari Universitas Indonesia (UI), menjelaskan hal itu kepada Radar Sulteng, bahwa untuk wilayah hutan Sulawesi Tengah, dirinya akan memfasilitasi kegiatan selama dua tahun di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep)
“Memang saat mendapatkan kepercayaan dari KLHK dari CIGPro, bersama 79 orang pejuang lingkungan yang lain. Saya mendapatkan amanah bagaimana menggerakkan masyarakat, untuk berpartisipasi memperbaiki kondisi hutan Indonesia. Untuk menanggulangi perubahan iklim. Jangka waktu program ini selama dua tahun. Dimulakan September 2024, ” terang Indrawan.
Menurutnya, dalam program CIGPro ini bermaksud menggerakkan masyarakat melakukan penanaman pohon untuk mengembalikan atau memperbaiki kondisi hutan alam.
Bagaimanapun masyarakat memiliki peluang (dan tantangan) untuk mengelola hutan agar lestari. Dalam perjalanan waktu, jumlah penduduk terus bertambah. Membutuhkan pemukiman baru. Tidak menutup kemungkinan, isi hutan berupa pepohonan yang rindang akan dibabat. Pemukiman perlu lahan. Masyarakat juga mungkin perlu juga ramuan kayu untuk membangun rumahnya. Dengan demikian hutan banyak yang rusak. Menyebabkan bencana alam, diantaranya banjir, longsor dan sebagainya. Tetapi, perlahan tapi pasti masyarakat sudah mulai paham mengenai tata kelola hutan. Sehingga masyarakat sudah memulai menanam pohon di hutan alami.
Jenis-jenis pohon yang akan ditanam oleh masyarakat adalah pohon lokal, pohon spesies endemik. Masyarakat dapat bergerak, memberikan kontribusi terbaik untuk daerahnya dengan memperbanyak menanam pohon.
Tentu saja, CIGPro tidak akan berhasil tanpa kontribusi dari msyarakat dan komunitas lokal yang telah dirangkul semenjak 20 tahun yang lalu.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Salah satu kegiatannya adalah Climate Innovation Generation Program (CIGPro) 2024.
Dalam siaran persnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia Nomor: SP.207/HUMAS/PPIP/HMS.3/8/2024, menjelaskan Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumberdaya Manusia, Kementerian LHK, Ade Palguna Ruteka mengatakan inisiatif menyusun Program Inovasi Iklim sangat penting dan relevan, di tengah meningkatnya kesadaran global akan perubahan iklim dan dampaknya terhadap kehidupan kita. CIGPro 2024 merupakan langkah yang positif melibatkan berbagai generasi, dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
“Program ini berupa Bimbingan Teknis atau Coaching Clinic tidak hanya memberikan pengetahuan di dalam ruangan, tetapi juga Aksi Lingkungan yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berkontribusi secara nyata,” ujar Ade dalam Sambutan Pembukaan tertulisnya pada 22 Agustus 2024 dihadapan peserta yang kompak mengenakan pakaian adat dari daerahnya masing-masing.
Pelibatan berbagai generasi dari berbagai daerah sangatlah penting. Namun demikian, dengan kekuatan mayoritas 28 persen masuk dalam kategori generasi muda, maka terdapat keunggulan yang menjadikan mereka pemimpin yang ideal karena memiliki semangat dan antusiasme untuk membuat perubahan, kreativitas dan inovasi yang brilian, perspektif luas dan fresh, mampu beradaptasi terhadap perubahan dan jaringan dan koneksi yang luas.(mch)