PALU-Satu-satunya partai yang bersikap terbuka terhadap publiknya di Sulawesi Tengah (Sulteng) adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Usai Pileg dan Pilpres, serta selesainya proses rekapitulasi perhitungan perolehan suara untuk Pileg dan Pilpres, di KPU Sulawesi Tengah, jajaran pengurus DPW PKS Sulteng menggelar konfrensi pers untuk mempublikasikan hasil evaluasi dan pengamatan PKS selama berlangsungnya Pemilu 2024 di daerah ini.
Kepada para wartawan, Ketua DPW PKS Sulteng Muhammad Wahyudin, didampingi Sekretaris DPW PKS Sulteng H. Rusman Ramli, dan Humas Fraksi PKS di DPRD Sulteng, Abdul Hanif Moh. Jaiz, memaparkan hasil evaluasi partainya selama perhelatan Pemilu 2024.
“Kita bersyukur hasil perolehan suara PKS di legislatif. Meski jauh dari target. Untuk DPRD Kabupaten dan Kota ditargetkan dapat 51, ternyata 25. Jumlah total PKS di Pemilu kali ini meraih 25 kursi. Jadi ada yang tetap, ada yang baru. Kita hilang satu di Buol, Donggala, Sigi. Demikian pula di Banggai kita kehilangan dua kursi. Sedangkan di Poso, dan Touna pecah telur, “ papar Wahyudin.
Wahyudin juga menjelaskan, perolehan kursi di tingkat provinsi trendnya tetap jaga. Di setiap Pemilu, mulai tahun 2014 kita mendapatkan 3 kursi, di tahun 2019 naik 4 kursi, dan di tahun 2024 kita naik lagi 5 kursi. “Target kita memang dapat semua kursi di setiap Dapil, “ cetusnya.
“ Namun untuk DPR RI kita masih melihat dulu. Kita masih menunggu clossing (kuncian) rekapitulasi hasil perhitungan suara di Kabupaten Morowali. Kita tidak mau mendahului KPU, “ ucapnya.
Menurutnya, evaluasi kepemiluan PKS diakuinya banyak di luar prediksi. Tak lupa dirinya menyentil masifnya permainan uang (money politic) di Pemilu kemarin. Dikatakannya money politik itu mainannya rapi. Dulu tidak berani, justru sekarang menggunakan orang setempat hingga tidak terlacak. Itu terasa sekali money politic-nya.
“Masyarakat lebih melihat sentuhan cuan, bukan rekam jejak kinerja. Misalnya program kartu PIP, secara matematis harusnya kita bisa mendulang suara di kursi ke 5 atau kursi ke 6 di DPR RI. Tetapi ternyata meleset. Karena itu, kami harus evaluasi, kita harus fair. Sementara di PKS kita harus jujur. Kita tidak bisa seperti itu, ” paparnya.
Ditandaskannya itulah kontestasi politik. Semoga dari waktu ke waktu ada perbaikan, tidak berbiaya mahal. Di PKS itu diajarkan satu hal, seorang juru dakwah mampu mengajarkan kejujuran dan sebuah kepribadian yang tidak bisa mentolerir hal-hal yang mudharat.
Mengenai Pilkada, terutama untuk Pilkada Gubernur Sulteng, kita masih akan melihat elektabilitas para kader kita terlebih dahulu.
“Untuk Pilkada, tetap trendnya. Kita lihat nanti. Di Palu baru ada pak Rizal. Di provinsi, kita melihat ada ibu Sakinah, ada pak Hendro Surahmat mewakili komunitas Jawa. Sementara untuk Pilkada di kabupaten dan kota, yang baru terlisting itu untuk Pilkada Donggala. Untuk Donggala, ada beberapa tokoh yang sudah mulai intens merapat di PKS, sebut saja Papa Idham, Vera Laruni, Abdul Rachman Taha (ART), dan Moh. Yasin. Baru ada empat tokoh masyarakat Donggala yang mengajukan dirinya akan menjadi calon kepala daerah di Kabupaten Donggala, “ pungkas Wahyudin.(mch)