Site icon Radar Sulteng

Ahlis Djirimu : Industri Sawit Mainkan Peran Sentral Ekonomi Daerah

BERI PENJELASAN : Akademisi dari Untad, Dr Moh Ahlis Djirimu saat menghadiri silaturahmi dan buka puasa bersama dengan Pimpinan Media di Palu bersama Astra Agro pada Kamis (22/3). (Foto lib)

PALU – Akademisi dari Universitas Tadulako Palu, Mohamad Ahlis Djirimu, Ph.D. menyoroti keberadaan Perkebunan kelapa sawit, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Ia mengatakan kelapa sawit merupakan satu diantara komoditi yang menjadi andalan daerah tersebut.

Ahlis banyak bercerita tentang potensi dan masa depan kelapa sawit, saat menghadiri silaturahmi dan buka puasa bersama dengan Pimpinan Media di Palu bersama Astra Agro pada Kamis (22/3).

Ahlis menjelaskan bahwa perkebunan kelapa sawit, terutama dalam skala besar, memainkan peran sentral dalam ekonomi daerah tersebut.

Awalnya Sulawesi Tengah dikenal sebagai basis pertanian, namun dengan perubahan yang cepat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, fokusnya beralih.

“Yang saya maksud pertanian disini, pertanian dalam arti luas. Terutama tanaman pangan dan hortikultura, dan untuk perkebunan salah satu diantaranya adalah kelapa sawit,” kata pria yang juga Tenaga Ahli Kementerian Keuangan RI ini.

Ia juga membagikan pengalaman pribadinya sekitar 30 tahun yang lalu. Kala itu ia melakukan pertemuan dengan salah satu manajer perkebunan sawit di Morowali. Saking kurang bagusnya jalan di wilayah dengan potensi sawit yang sangat besar, mereka bukan naik motor namun naik traktor menuju masjid untuk shalat Jumat.

Perkebunan kelapa sawit di Sulawesi Tengah, ujar Ahlis, menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, dengan sebagian besar wilayah sudah mencapai puncak produksi.

Dalam menggenjot produksi sawit, Ahlis mengingatkan pentingnya menjaga kualitas Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.

Selain itu, menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Perkebunan besar swasta perlu bersinergi melakukan hilirisasi sawit. Caranya, Pemda menyediakan lahan pabrik bagi peningkatan nilai tambah sampai dengan produk akhir, sehingga berorientasi pemenuhan skala ekonomi pasar domestik dan pasar internasional.

Bagi Pemda, jika memang ada keinginan hilirisasi sawit, sesegera mungkin untuk membuat peta jalannya. Termasuk menyiapkan lokasi dan infrastruktur, dan yang tak kalah penting menyiapkan para penganggur yang berjumlah 47,080 orang untuk dididik supaya siap terserap.

Tak lupa Ahlis pada kesempatan itu juga menyentil pasar global, terutama tantangan Uni Eropa yang menetapkan standar yang ketat terhadap produk kelapa sawit. Hal ini dikarenakan Uni Eropa memiliki produk minyak goreng dari bunga matahari yang tidak ingin tersaingi oleh sawit.

Meski demikian, Ahlis optimis bahwa Sulawesi Tengah memiliki potensi besar untuk terus berkembang dalam industri sawit.

Di tengah ketimpangan pembangunan antara wilayah timur dan barat Sulawesi Tengah, perkebunan sawit memberikan peluang nyata untuk menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan peluang di industri kelapa sawit, Ahlis berharap kepada para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tetap berkelanjutan dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat.(*/lib)

Exit mobile version