Site icon Radar Sulteng

Masjid Raya Palu Segera Dibangun September 2023, Gunakan Bandul Jam Raksasa

H. Helmy D. Yambas (FOTO : MUCHSIN SIRADJUDIN/RADAR SULTENG)

PALU-Sekretaris Yayasan Fastabiqul Khaerat Pembangunan Masjid Raya Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) H. Helmy Yambas, mengungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sulawesi Tengah pada Triwulan III Tahun Anggaran APBD I Sulteng akan segera memulai pembangunan Masjid Raya Palu, yang berlokasi di eks Masjid Agung Palu yang rusak akibat gempabumi 28 September 2018, dengan anggaran kurang lebih Rp 380 miliar.

“ Pembangunan Masjid Raya ini akan segera dimulai, sekitar bulan Agustus atau bulan September 2023, tepatnya di TW III Tahun Anggaran 2023 ini, “ ungkap Helmy Yambas, kepada Radar Sulteng, Senin (14/08/2023).

Menurutnya, pembangunan ini akan berlangsung selama dua tahun, dari tahun 2023 hingga tuntas pada tahun 2025. “ Insya Allah, bila tidak ada halangan Masjid Raya ini akan rampung pada awal tahun 2025 nanti, “ ucapnya.

Dijelaskannya, semua proses memulainya pembangunan sudah dilakukan, yang dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng. Untuk mekanisme lelang itu dilaksanakan oleh Biro Pengadaan dan Jasa Pemprov Sulteng. Sedangkan persiapan di lapangan dilaksanakan oleh Yayasan Fastabiqul Khaerat bersama Dinas Cikasda yang mempersiapkan segala sesuatunya.

“Yang sudah kami kerjakan, dan ini sudah tuntas, yaitu tahap penetapan  arah kiblat. Sudah selesai, “ ujar Helmy.

“Mengenai lelang sudah jalan, tinggal menunggu pengumuman pemenang lelang. Kami punya urusan memfasilitasi kelancaran pembangunan di lapangan, “ tambahnya.

Dalam proses ini ada yang namanya proses evaluasi, selain evaluasi terhadap para peserta tender. Juga evaluasi dalam pengadaan, yaitu kesiapan material, misalnya meninjau ke pabrik marmer (tegel), pembuatan kubah yang kuat dan modern, lampu-lampu, dan jam berdiameter besar sekitar 20 meter, terbesar di Indonesia, dan nomor dua di dunia setelah Masjidil Hamram di Makkah almukaram.

Selanjutnya, disebabkan pembangunan ini memerlukan sterilisasi di lokasi, sehingga tidak ada satupun bangunan di dalamnya. Harus dipindahkan. Harus dikosongkan, termasuk masjid sementara. “ Masjid sementara itu kami pindahkan kedepan, di dekat eks lokasi kantor Kementerian Agama, “ sebutnya.

Bangunan itu, kata Helmy bersifat darurat digunakan sampai Masjid Raya Palu yang baru ini selesai dibangun.

Kepada media ini Helmy menyampaikan harapannya, dengan anggaran yang disiapkan oleh Pemprov Sulteng sebesar Rp 380 miliar, bila semua sudah bisa dilakukan kegiatan fisiknya harus disegerakan dan dimulai pembangunannya.

“Kami berharap, bulan September 2023 ini sudah bisa dimulai pembangunannya, “ tegasnya.(mch)

Exit mobile version